Koordinator Komunitas Serantau, Nasrikah berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi alat kampanye tentang pekerja migran Indonesia di Malaysia.
"Untuk berkampanye tidak harus dengan cara keras, kadang bisa juga dengan menggunakan seni untuk menyuarakan aspirasi," tutur Nasrikah.
Sementara salah satu kurator pameran, Suzy Sulaiman dalam sambutannya mengatakan , selain menikmati persembahan dari Komunitas Serantau, para pengunjung diharapkan bisa menikmati karya seni yang dipamerkan.
“Selain menikmati persembahan ‘Hari Bersama Serantau’, pengunjung diharapkan bisa menikmati karya seni yang ada di bilik-bilik pameran,” kata Suzy.
Pameran seni dengan tema ‘Merata Suara’ yang dibuka sejak 4 Februari dan dijadwalkan hingga 4 Maret 2018 itu banyak dikunjungi masyarakat berbagai kota dari beberaapa negara, termasuk dari Jakarta, Singapura, Budapest, Johor, Thailand dan warga Malaysia itu sendiri.
“Saya tertarik untuk ikut acara ini untuk melihat bagaimana komunitas satu dengan komunitas lain saling berinteraksi dan sepanjang kegiatan tadi, memang seronok lah,” ungkap Christopher, warga Malaysia yang turut serta menyaksikan demo memasak.
Acara terakhir ‘Hari Bersama Serantau’ diisi dengan dialog dengan perwakilan pemerintah RI dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur.
“Jika biasanya kami selalu mengadakan dialog di area kongsi-kongsi, kali ini kita mengadakan dialog di tempat yang berlainan, dengan suasana santai dan penuh karya seni,” kata Yusron B Ambary, Koordinator Pelaksana Fungsi Konsuler sekaligus Ketua Satgas Perlindungan WNI KBRI Kuala Lumpur.
***
Penulis:Desi Lastati
(FK/FK, 28/02)